Blog Islam Sehari-hari Doa

Ya Muqollibal Qulub: Doa Memohon Ketenangan Hati dan Istiqomah

Ornamen-ornamen indah di Masjid Nabawi, Madinah. (Ilustrasi)
Ornamen-ornamen indah di Masjid Nabawi, Madinah. (Ilustrasi)

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW) adalah makhluk yang paling mulia di antara semua ciptaan Allah Subhanahu wa-ta'ala (SWT). Begitu pun Rasulullah SAW tetap berdoa agar selalu istiqomah di jalan Allah.

Dalam sebuah hadits dikisahkan ada sahabat yang bertanya kepada Ummu Salamah, "Wahai Ummul mukminin, doa apakah yang paling banyak Rasulullah SAW baca ketika bersamamu?’ Ia menjawab, ‘Doa beliau yang paling banyak adalah:

يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ .

Ya Muqollibal Qulub Tsabbit Qolbi 'alaa Diinik

(Wahai Yang Membolak-balikkan Hati, teguhkanlah hatiku senantiasa di atas agama-Mu).

Lalu aku bertanya kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah, kenapa doa yang paling banyak engkau baca adalah Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi 'alaa diinik?’, beliau menjawab, ‘Wahai Ummu Salamah, tidaklah anak keturunan Adam kecuali hatinya berada di antara dua jari dari jari Allah Azza wa Jalla. Bila Dia berkehendak akan meluruskannya, dan bila Dia berkehendak maka akan menyesatkannya,” (HR Ahmad).

Doa ini merupakan permohonan agar diberi keteguhan hati di atas agama Islam. Dasar dari ucapan ini adalah sebuah hadits shahih yang terdapat dalam kitab Sunan At-Tirmidzi. Ummu Salamah radliyallahu anha berkata:

كَانَ أَكْثَرُ دُعَائِهِ: يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

“Doa terbanyak (yang sering dipanjatkan) beliau (Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) adalah ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik.” (HR. At-Tirmidzi)

Biasanya, doa ini dibaca oleh khatib Jumat dengan tambahan, “Ya musharrifal qulub, sharrif qalbi ila tha’atika” yang artinya “Wahai Dzat yang mengarahkan hati, arahkan hatiku untuk taat kepada-Mu”.

Demikian tercatat dari buku Amalan-Amalan Saleh yang Paling Dicintai Allah, susunan Abdillah F. Hasan (2016).

Pentingnya Istiqomah

Iman dalam diri seorang Muslim kerap naik turun. Saat iman sedang tinggi, ibadah terasa ringan hingga nikmatnya juga bisa dirasakan hati, pikiran, dan tubuh. Saat iman menurun, godaan untuk berbuat maksiat dan berpaling dari Allah juga ikut menguat.

Rasulullah SAW adalah manusia yang ma’shum alias terjaga. Bersamaan dengan itu, beliau senantiasa membaca doa ini dalam hidup beliau.

Sebagaimana kita yang penasaran dengan alasannya, ibunda kita Ummu Salamah radliyallahu anha sebagai rawi hadits yang telah disebutkan di atas juga penasaran.

Ummu Salamah radliyallahu anha akhirnya bertanya kepada Nabi SAW tentang apa alasan beliau memperbanyak doa ini.

Akhirnya beliau menjawab:

يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِيٌّ إِلَّا وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ، فَمَنْ شَاءَ

أَقَامَ، وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ

“Wahai Ummu Salamah! Sesungguhnya tidak ada seorang manusia pun kecuali hatinya berada di antara dua jari dari jari-jari Allah. Barangsiapa Dia kehendaki, maka Dia jadikan istiqomah. Barangsiapa Dia kehendaki, maka Dia simpangkan.” [Hr. At-Tirmidzi]

Dalam buku Keajaiban Istiqomah oleh Imam Sibawaih El-Hasany (2020), jalan yang ditempuh setiap hamba agar menjadi golongan yang dicintai Allah memang berliku. Jalan tersebut akan dipenuhi cobaan dan godaan yang dapat menjerumuskan pada sesuatu yang tidak diridhai-Nya.

Dalam surat Al-Fatihah ayat 6-7, Allah pun memerintahkan umat-Nya untuk memohon agar ditunjukkan jalan yang lurus.

Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”

Karena itu, setiap Muslim harus berusaha istiqomah setiap waktu. Adapun yang dimaksud istiqomah menurut Abu Bakar adalah ketika seseorang tidak menduakan Allah SWT.

Lebih jelasnya, Umar menyebut istiqomah merupakan praktik kepatuhan pada perintah Sang Pencipta tanpa menyisakan rasa gentar untuk terus berada di dalamnya.

Para ulama mengingatkan bahwa istiqomah bergantung pada kondisi hati. Jika hati galau dan gundah, maka seseorang bisa menjadi malas dan jenuh, hingga akhirnya meninggalkan amal saleh. Untuk mengatasinya kita harus berdoa kepada Allah SWT agar tidak termasuk golongan yang tersesat.

Keutamaan Agar Istiqomah

Menghiasi diri dengan amal saleh dan berdoa kepada Allah SWT agar diteguhkan hatinya. Bila kita memanjatkan doa ini dan doa kita dikabulkan oleh Allah

SWT maka manfaat-manfaat berikut bisa kita dapatkan:

1. Iman yang Bertambah Kuat

Iman yang kita miliki dapat bertambah maupun berkurang. Dengan membaca doa ini dan doa kita dikabulkan oleh Allah, maka Allah akan berikan kekuatan iman kepada kita.

Setiap Muslim bisa menjadi semakin istiqomah di atas agama Allah dan ketaatan kepada-Nya.

2. Ketenangan Hati

Hati yang gelisah disebabkan oleh semakin jauhnya seseorang dari pemeliharanya. Hati yang galau juga disebabkan oleh kemaksiatan yang telah dilakukan oleh seorang hamba. Hati yang cemas disebabkan oleh semakin cintanya ia kepada dunia.

Membaca doa ini dapat berbuah keteguhan hati. Hati tidak akan mudah jatuh hanya karena masalah-masalah duniawi yang remeh.

Keyakinan kepada Allah semakin bertambah, maka hati akan semakin mendapat ketenangan dan ketentraman.

3. Kedekatan Kepada Allah

Semakin taat seorang hamba, maka hubungan dia kepada Penciptanya akan semakin dekat.

Membaca doa ini akan membuat kita semakin yakin dan semakin taat kepada-Nya. Ini akan membuat kita semakin menginginkan taqarrub kepada Allah Ta'ala.

Pentingnya Berdoa agar Hati Istiqomah di Atas Kebaikan

Hidup yang dijalani setiap Muslim adalah perjalanan panjang yang penuh dengan lika-liku. Ia bukan jalan beraspal yang mulus, melainkan jalan berbatu yang penuh dengan duri di sekelilingnya.

Setiap saat, setan selalu mencari-cari kesempatan untuk menggelincirkan kita dari jalan yang benar. Cara paling mudah untuk menghadapi setan adalah dengan meminta perlindungan kepada Allah taala dan membaca doa yang dibahas ini.

Langkah-langkah Menguatkan Iman

Iman adalah sebuah pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan tunduk. Ia harus diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan ditunjukkan dengan perbuatan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh para ulama, iman itu dapat bertambah dan berkurang. Bertambahnya iman dapat terjadi karena semakin dekatnya seorang hamba kepada Pemeliharanya. Sebaliknya, berkurangnya iman disebabkan oleh kemaksiatan.

Bertambahnya iman bisa menjadi indikasi bahwa keimanan kita semakin kuat. Begitu pula berkurangnya iman dapat menjadi tanda bahwa iman kita semakin lemah.

Sebagai seorang Muslim, tentu kita menginginkan agar keimanan yang kita miliki semakin bertambah dan semakin kuat, bukan justru semakin berkurang dan semakin melemah. Oleh karenanya, kita perlu mencari tahu bagaimana caranya agar iman kita semakin kuat.

Berikut langkah-langkah penting yang bisa diamalkan setiap Muslim, sebagai usaha, agar keimanan kita semakin kuat. Di antara dalil yang menjadi dasar agar setiap Muslim bisa beramal sesuai dengan ilmu.

1. Perbanyak Membaca Al-Quran

Al-Quran adalah kalam Allah. Orang yang membaca al-quran sejatinya sedang berbincang-bincang dengan-Nya.

Meluangkan waktu untuk membaca Al-Quran setiap harinya merupakan salah satu cara dahsyat untuk meningkatkan keimanan. Terlebih apabila ketika membaca Al-Quran, kita mampu memperhatikan bacaan-bacaannya sekaligus menghayati makna-makna yang terkandung padanya.

Allah Ta'ala berfirman:

كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا

“Demikianlah, supaya Kami dapat menguatkan dengannya (Al-Qur`an) akan hatimu. Dan Kami telah membacakannya secara tartil.” [QS. Al-Furqan ayat 32]

2. Memperbanyak Doa

Doa merupakan cara paling ampuh yang dapat dilakukan seorang hamba ketika berharap keinginannya terwujud. Dengan doa, hampir semua hal dapat terjadi biidznillah. Salah satu doa yang paling banyak dibaca oleh Nabi shallallahu ‘aihi wa sallam adalah:

يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك

Yaa muqallibal qulub, tsabbit qalbi 'ala diinik

“Wahai Dzat yang membolak-balik hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” [Hr. At-Tirmidzi]

3. Berteman dengan Orang Shalih

Dalam sebuah ungkapan Arab, dikatakan bahwa:

المرء ابن بيئته

Seseorang adalah produk dari lingkungannya. Ketika dia tinggal pada lingkungan yang buruk, kemungkinan besar dia akan menjadi orang-orang yang imannya rapuh dan sering bermaksiat terhadap Allah taala.

Sebaliknya, apabila dia tinggal di lingkungan yang berisi orang-orang yang shalih dan dia sering bergaul dengan mereka, insya Allah hatinya akan menjadi lembut dan sering mengingat Allah taala.

Allah Ta'ala berkalam:

Artinya:

Dan sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang menyeru Rabb mereka di waktu pagi dan sore karena mengharap wajah-Nya. Dan janganlah engkau palingkan kedua matamu dari mereka karena menginginkan perhiasan dunia.” (QS. Al-Kahfi ayat 28)

4. Perbanyak Membaca Perjalanan Hidup Para Nabi

Para utusan Allah adalah suri tauladan dalam menjalani hidup. Mereka juga merupakan orang-orang yang paling bertaqwa di hadapan Allah taala.

Meski mereka adalah orang-orang yang dekat kepada-Nya, hidup yang mereka jalani tidaklah mudah. Ada banyak rintangan dan gangguan yang mereka dapatkan.

Dengan membaca kisah mereka, insya Allah akan muncul di hati kita keinginan untuk meneladani mereka.

Allah Ta'ala berfirman:

Dan semua telah Kami ceritakan kepadamu dari kabar-kabar para rasul yang Kami menguatkan dengannya akan hatimu.” (Al-Quran Surat Hud ayat 120)

5. Menambah dan Mengamalkan Ilmu

Ilmu agama adalah kumpulan perintah dan larangan Allah taala. Mengamalkan ilmu agama yang kita miliki merupakan jalan Allah Ta'ala menguatkan iman kita.

Allah Ta'ala berfirman:

وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا

Dan kalaulah bahwasanya mereka mengamalkan apa yang mereka diperintah dengannya, sungguh ia adalah baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka).” (QS. An-Nisa` ayat 66)

6. Mentadabburi Alam Semesta Ciptaan Allah

Alam raya yang kita tempati sejatinya adalah makhluk-makhluk ciptaan Allah. Mereka adalah bukti nyata akan keberadaan dan kekuasaan-Nya.

Allah taala berkalam:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ

“Sesungguhnya pada penciptaan lelangit dan bumi serta pada pergantian malam dan siang, sungguh terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memiliki akal sehat.” (QS. Ali Imran ayat 190).

7. Perbanyaklah Amal Shalih

Amal shalih adalah setiap perbuatan baik yang memiliki dasar kuat dari Al-Quran dan as-sunnah. Perbuatan ini berat, kecuali bagi orang-orang yang mereka memiliki tekad yang kuat untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Setiap perbuatan baik yang dilakukan akan membawa seseorang menuju kepada surga. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ

“Sesungguhnya perbuatan baik itu menuntun kepada surga.” [Muttafaqun alaih]

8. Amalkan Berbagai Macam Ibadah

Banyak orang mencukupkan diri dengan melakukan ibadah-ibadah wajib. Itu bagus, tetapi akan lebih baik lagi jika kita menambahinya dengan ibadah-ibadah sunnah. Entah dalam masalah shalat, puasa, sedekah, ataupun yang lainnya.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ

بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ

بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ

اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ،

Tidaklah hambaKu mendekat kepadaKu dengan sesuatu yang lebih Aku sukai daripada apa yang telah Aku wajibkan atasnya. Dan tidaklah hambaKu mendekat kepadaKu dengan amalan-amalan nafilah hingga Aku menyukainya. Apabila Aku telah menyukainya, maka Aku adalah telinga yang dia mendengar dengannya, mata yang dia melihat dengannya, tangan yang dia memegang (sesuatu) dengannya, dan kaki yang dia berjalan dengannya. Jika dia meminta kepadaKu, pasti Aku akan beri kepadanya dan sungguh jika dia meminta perlindungan kepadaKu, pasti Aku melindunginya.” (HR. Al-Bukhari)

9. Mempersiapkan Diri Hadapi Kematian

Salah satu penyebab manusia cinta dengan dunia adalah karena mereka melupakan kematian. Mati adalah sesuatu yang pasti terjadi dan setelah kematian adalah hari pertanggungjawaban atas amal yang kita kerjakan semasa hidup.

Dengan mengingat kematian, kita akan lebih berhati-hati dalam berbuat.

Demikianlah penjelasan mengenai doa ya muqollibal qulub, yang bisa diamalkan kita semua. Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.

Tags