Blog Islam Sehari-hari Ilmu Tauhid

Kenali Perbedaan Istilah Israf dan Mubazir

Israf dan mubazir adalah akhlah tercela yang berkaitan dengan harta yang digunakan ataupun dibelanjakan. (Foto: Istimewa)
Israf dan mubazir adalah akhlah tercela yang berkaitan dengan harta yang digunakan ataupun dibelanjakan. (Foto: Istimewa)

Israf (sifat berlebih-lebihan) dan tabzir (boros) merupakan akhlak yang dilarang untuk dilakukan bagi umat muslim. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Isra: 26-27

وَآَتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا) 26(إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا(27)

Artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”

Allah juga berfirman dalam Q.S. Al-An’am: 141

وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Artinya: "Janganlah bersikap boros, sesungguhnya Allah tidak mencintai orang yang boros.”

Kedua akhlak ini termaksud akhlak tercela atau dilarang karena keduanya memiliki unsur makna yang sama dan keduanya juga berkaitan dengan harta, baik yang sedang digunakan ataupun yang dikeluarkan untuk dibelanjakan. Keduanya memang sama maknanya, tapi keduanya juga memiliki perbedaan.

Lalu apa perbedaan israf dan tabzir (mubazir)?

Pengertian Israf

Yang dimaksud israf itu melakukan segala sesuatu dengan berlebihan. Yang menimbulkan adanya sifat tidak puas dengan apa yang didapat (bersyukur) dan tidak memiliki rasa peduli akan lingkungan sekitar.

Sementara, menurut kesimpulan Ibnu Abidin,

أن الإسراف: صرف شيء فيما ينبغي زائدا على ما ينبغي, والتبذير: صرف شيء فيما لا ينبغي

“Al-israf: menggunakan harta untuk sesuatu yang benar, namun melebihi batas yang dibenarkan. sedangkan tabdzir, menggunakan harta untuk sesuatu yang tidak benar.” (Hasyiyah Ibnu Abidin, 6/759).

Sebagai contoh; Anda makan berlebihan, itulah israf. Sementara jika anda menggunakan harta untuk maksiat, itu tabdzir.

  • Makna Israf Secara Bahasa

الإسراف: مجاوزة القصد، مصدر من أسرف إسرافًا، والسَّرَف اسم منه، يقال: أسرف في ماله: عجل من غير قصد، وأصل هذه المادة يدُلُّ على تعدِّي الحدِّ، والإغفال أيضًا للشيء

Al Israf adalah adalah lebih dari tujuan. Dari fi’il asrafa – israfan. As Saraf isim (mashdar) darinya juga. “asrafa fi maalihi” artinya bersegera (mengeluarkan harta) tanpa tujuan. Dan asal makna dari kata ini menunjukkan pada sikap melebihi batas dan sembrono dalam melakukan sesuatu (Maqayis Al Lughah, 3/153, Lisanul Arab 9/148, Misbahul Munir, 1/247).

  • Makna Israf Secara Istilah Syar’i

الإسراف: هو صرف الشيء فيما لا ينبغي زائدًا على ما ينبغي

Israf artinya membelanjakan / memberikan sesuatu untuk hal yang tidak selayaknya sebagai tambahan atas apa yang selayaknya (Al Kuliyat, 113)

Ar Raghib Al Asfahani menyatakan:

السرف: تجاوز الحد في كلِّ فعل يفعله الإنسان، وإن كان ذلك في الإنفاق أشهر

As Saraf artinya setiap perbuatan manusia yang melewati batas, walaupun istilah ini lebih masyhur dalam masalah pembelanjaan harta (Mufradat fi Gharibil Qur’an, 407).

Al Jurjani menyatakan:

الإسراف: هو إنفاق المال الكثير في الغرض الخسيس. وقيل تجاوز الحدِّ في النفقة، وقيل: أن يأكل الرجل ما لا يحلُّ له، أو يأكل مما يحل له فوق الاعتدال، ومقدار الحاجة. وقيل: الإسراف تجاوز في الكمية، فهو جهل بمقادير الحقوق

Al Israf artinya membelanjakan harta yang banyak untuk tujuan yang sangat sedikit. Sebagian pendapat menyatakan, artinya melebihi batasan dalam pembelanjaan harta. Sebagian pendapat menyatakan, artinya seseorang memakan harta yang tidak halal baginya atau memakan yang halal baginya memlebihi batas dan melebihi kadar kebutuhan. Sebagian pendapat menyatakan, artinya melebihi kuantitas yang normal, karena tidak memahami batasan kuantitas yang menjadi haknya (At Ta’rifat, 24)

  • Contoh dari Israf

• Selalu bersenang-senang, meskipun tahu yang dilakukannya itu bukanlah hal penting yang hanya buang-buang waktu saja.

• Selalu berlebihan dalam hal makanan, minuman, pakaian dan hal lain. Tanpa berpikir orang di sekitar kita yang belum tentu bisa makan pada hari itu. Hal ini dijelaskan dalam Q.S. Al-A’raf: 31

يَا بَنِي آَدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

• Selalu menimbun atau menyimpan harta dan tidak mau hartanya dikeluarkan pada jalan Allah.

• Dan selalu mengikuti hawa nafsu.

Pengertian Mubazir

Sedangkan tabzir atau yang sering didengar mubazir (pelaku) ialah melakukan perbuatan yang tidak penting dan hanya mengabiskan harta saja. Tabzir dapat menyebabkan harta yang dimiliki tidak bermanfaat, membuat kita menjadi kehilangan kendali diri dalam mengelola harta dan hilangnya rasa kepedulian sosial.

  • Makna Tabzir (Mubazir) Secara Bahasa

التبذير: التفريق، مصدر بذَّر تبذيرًا، وأصله إلقاء البذر وطرحه، فاستعير لكلِّ مضيع لماله، وبذر ماله: أفسده وأنفقه في السرف. وكل ما فرقته وأفسدته، فقد بذرته، والمباذر والمبذِّر: المسرف في النفقة؛ وأصل هذه المادة يدلُّ على نثر الشيء وتَفْرِيقه

At Tabzir artinya pemecah-belahan, sebagai mashdar dari badzara – tabziran. Makna aslinya, melempar bibit. Kata ini juga dipakai untuk mengatakan segala bentuk penyia-nyiaan harta. “badzara maalahu” artinya ia merusak hartanya atau membelanjakannya secara berlebihan.

Juga dipakai untuk menyebutkan segala bentuk pemecah-belahan harta dan perusakan harta, maka ia dikatakan “badzarahu“. Al Mubaadzir atau al mubadziir, artinya orang yang berlebih-lebihan dalam membelanjakan harta. Dan asal makna dari kata ini menunjukkan pada sikap perusakan terhadap sesuatu dan pemecah-belahan terhadapnya (Maqayis Al Lughah, 1/216, Al Mufradat fi Gharibil Qur’an, 114, Lisanul Arab 9/148)

  • Makna Tabzir (Mubazir) Secara Istilah Syar’i

Imam Asy Syafi’i menyatakan, التبذير إنفاق المال في غير حقِّه At Tabzir artinya membelanjakan harta tidak sesuai dengan hak (peruntukan) harta tersebut (Al Jami li Ahkam Al Qur’an, 10/247).

Sebagian pendapat menyatakan, التبذير صرف الشيء فيما لا ينبغي At Tabzir artinya membelanjakan untuk sesuatu yang tidak selayaknya dibelanjakan (At Ta’rifat, 24, Al Kuliyat, 113)

Sebagian pendapat menyatakan, هو تفريق المال على وجه الإسراف At Tabzir artinya memecah-belah harta dalam bentuk yang termasuk berlebih-lebihan (At Ta’rifat, 51, At Taufiq ‘alal Muhimmat At Ta’arif, 90, Lisanul Arab, 4/50)

  • Contoh dari Perilaku Tabzir (Mubazir)

  1. Mengeluarkan harta dalam kebaikan tapi dengan tujuan ingin dipuji orang lain (riya).

  2. Selalu memamerkan harta atau kekayaan yang dimilikinya.

  3. Merayakan sesuatu dengan berlebihan, seperti merayakan hari raya keagamaan dengan berlebihan. Sesungguhnya berlebih-lebihan merupakan perbuatan yang dibenci oleh Allah.

  4. Menolong orang lain dalam maksiat, contohnya membantu seseorang untuk mencuri atau membunuh dan meminjamkan uang kepada orang lain untuk membeli narkoba.

Kesimpulan Perbedaan Israf dan Tabzir (Mubazir)

الإسراف: صرف الشيء فيما لا ينبغي زائدًا على ما ينبغي بخلاف التبذير؛ فإنه صرف الشيء فيما لا ينبغي

Al Israf itu membelanjakan harta untuk sesuatu yang tidak selayaknya dibelanjakan sebagai tambahan dari sesuatu yang memang selayaknya dibelanjakan, sedangkan At Tabzir itu membelanjakan harta untuk sesuatu yang tidak selayaknya (At Ta’rifat, 24)

فبينهما عموم وخصوص إذ قد يجتمعان فيكون لهما المعنى نفسه أحيانًا، وقد ينفرد الأعم وهو الإسراف

Artinya: Diantara keduanya ada yang lebih umum maknanya dan ada yang lebih khusus. Jika mereka disebutkan bersamaan terkadang maknanya sama, dan terkadang salah satunya lebih umum dari yang lain, yaitu Al Israf (Nudhratun Na’im, 9/4115).

(WIT)

Tags