6 Syarat Sah Puasa dalam Islam agar Ibadah Penuh Keberkahan
Puasa adalah salah satu ibadah yang mendatangkan banyak pahala bagi Muslim. Menahan lapar dan haus saja tidak cukup untuk membuat puasa diterima Allah Subhanahu wa ta'ala. Ada aturan penting yang harus dipenuhi agar puasa sah dan bernilai pahala. Mari pelajari enam syarat sah puasa agar puasa Anda semakin bermakna dan berkah.
Key Takeaways
Syarat sah puasa meliputi berniat, beragama Islam, baligh, berakal sehat, mampu menahan diri, serta suci dari haid dan nifas bagi wanita.
Memahami perbedaan antara syarat sah dan syarat wajib puasa membantu Anda bisa menilai kapan puasa bersifat wajib dan bagaimana pelaksanaannya agar sah.
Untuk puasa wajib, niat harus dilakukan sebelum fajar, sedangkan puasa sunnah lebih fleksibel dan boleh berniat setelah fajar selama belum makan atau minum.
Mengapa Penting Mengetahui Syarat Sah Puasa?
Setiap ibadah memiliki rukun dan syarat tertentu yang menjadi dasar penerimaan amal. Puasa adalah bentuk ketaatan yang sangat dijunjung tinggi dalam Islam.
Agar nilai ibadah ini sampai kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, setiap Muslim perlu memahami dan memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan para ulama. Dengan pemahaman yang benar, seorang Muslim dapat berpuasa dengan hati tenang karena telah menjalankan perintah sesuai tuntunan syariat.
Baca Juga: Tata Cara Bayar Hutang Puasa Ramadhan yang Sah dalam Islam
6 Syarat Sah Puasa Menurut Islam
Lantas, apa saja syarat sah puasa dalam ajaran Islam? Berikut ini syaratnya yang wajib Anda pahami.
1. Niat
Setiap ibadah harus disertai niat yang tulus. Untuk puasa wajib, Anda wajib berniat pada malam hari sebelum fajar. Baca niat dalam hati tanpa perlu diucapkan, yang terpenting adalah tekad untuk berpuasa demi Allah Subhanahu wa ta'ala. Tanpa membaca niat, puasa Anda tidak dianggap sah meskipun sudah menahan diri sepanjang hari.
Ulama An-Nawawi mengatakan:
لَا يَصِحُّ الصَّوْمَ إِلَّا بِالنِّيَّةِ وَمَحَلُّهَا القَلْبُ وَلَا يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِلاَ خِلَافٍ
Artinya: “Tidaklah sah puasa seseorang kecuali dengan niat. Letak niat adalah dalam hati, tidak disyaratkan untuk diucapkan. Masalah ini tidak terdapat perselisihan di antara para ulama.”
2. Beragama Islam
Puasa adalah ibadah untuk umat Islam. Seseorang yang belum memeluk agama Islam tidak termasuk dalam golongan yang sah puasanya karena syarat keislaman belum terpenuhi.
3. Baligh
Ketentuan ini merujuk pada usia atau tanda kedewasaan seseorang secara syariat. Anak-anak yang sudah berlatih berpuasa akan mendapat pahala latihan dan kebaikan, namun kewajiban sebenarnya baru berlaku ketika mereka baligh.
4. Berakal Sehat
Syarat sah puasa selanjutnya adalah memiliki kesadaran penuh. Orang yang kehilangan akal karena gangguan jiwa atau pingsan sepanjang hari tidak dapat menjalankan ibadah puasa secara sah, sebab tidak mampu berniat atau menahan diri dengan kesadaran.
Sebagaimana penjelasan dalam sebuah hadis:
رُفِعَ اْلقَلَمُ عَنْ ثَلَاثٍ عَنْ النّائِمِ حَتّى يَسْتَيْقِظُ وَعَنِ اْلمَجْنُوْنِ حَتّى يُفِيْقَ وَعَنِ الصَّبِىِّ حَتَّى يَبْلُغَ
Artinya: “Tiga golongan yang tidak terkena hukum syar’i adalah orang yang tidur sampai ia terbangun, orang yang gila sampai ia sembuh, dan anak-anak sampai ia baligh.” (HR Abu Daud dan Ahmad).
5. Mampu Menahan Diri
Menahan diri mencakup menahan makan, minum, melakukan hubungan suami-istri, serta hal-hal yang dapat membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Kemampuan ini menjadi inti dari ibadah puasa karena menunjukkan pengendalian diri dan ketaatan. Ini tercantum dalam firman Allah Subhanahu wa ta'ala berikut.
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ
Artinya: “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (QS. Al Baqarah: 187)
6. Suci dari Haid dan Nifas (Bagi Wanita)
Wanita yang sedang mengalami haid atau nifas juga tidak boleh berpuasa. Sebaliknya, mereka wajib mengganti puasa tersebut pada hari lain setelah dalam keadaan suci. Ini merupakan ketentuan syariat yang jelas dan tidak bisa terabaikan.
Syarat Sah Puasa vs Syarat Wajib Puasa: Jangan Tertukar!
Istilah syarat sah berpuasa dan syarat wajib puasa sering terdengar mirip, tetapi keduanya memiliki makna yang berbeda.
Syarat sah puasa adalah ketentuan yang harus terpenuhi agar ibadah puasa menjadi sah menurut syariat, misalnya membaca niat yang benar, beragama Islam, baligh, berakal sehat, mampu menahan diri dari hal yang membatalkan, dan bagi perempuan dalam keadaan suci dari haid dan nifas.
ika salah satu dari syarat tersebut tidak terpenuhi, maka puasa menjadi tidak sah meskipun dilaksanakan seharian.
Sementara itu, syarat wajib puasa merujuk pada kriteria yang membuat seseorang wajib berpuasa, seperti seorang Muslim yang telah baligh, berakal, sehat secara fisik, dan mengetahui datangnya bulan Ramadhan atau waktu puasa. Memahami perbedaan ini penting agar umat Islam tidak keliru dalam menilai kapan puasa bersifat wajib dan bagaimana pelaksanaannya bisa menjadi amal ibadah yang sah.
Jadikan Puasa Anda Sah, Bernilai, dan Penuh Keberkahan
Menunaikan ibadah puasa sesuai ketentuan syariat akan membawa ketenangan batin dan keberkahan hidup. Penuhi setiap syarat sah puasa meliputi niat, keislaman, kedewasaan, akal sehat, kemampuan menahan diri, serta kesucian dari haid dan nifas.
Dengan pemahaman yang baik, ibadah puasa tidak hanya terlaksana secara lahiriah, namun juga menjadi amalan yang bernilai tinggi di sisi Allah Subhanahu wa ta'ala. Untuk mendukung puasa dan ibadah lainnya agar semakin berkah, gunakan sarung berkualitas dari Sarung Mangga.
Sarung Mangga menawarkan pilihan produk dengan motif nusantara yang beraneka ragam. Anda juga bisa menjadikannya hadiah untuk sesama Muslim agar mendapatkan pahala berlipat ganda. Yuk, dapatkan produknya sekarang!
Baca Juga: 11 Larangan Saat Puasa Wajib dan Sunnah yang Harus Dihindari
FAQ
Apa saja syarat sah puasa?
Enam syarat yang harus terpenuhi adalah niat, beragama Islam, baligh, berakal sehat, mampu menahan diri dari hal yang membatalkan, dan bagi perempuan harus suci dari haid atau nifas.
Apakah anak-anak wajib berpuasa?
Anak-anak belum memiliki kewajiban untuk berpuasa. Namun, melatih mereka berpuasa sejak dini sangat dianjurkan sebagai pembiasaan ibadah dan pendidikan iman.
Bagaimana jika lupa berniat sebelum fajar?
Untuk puasa wajib seperti Ramadhan, niat harus dilakukan pada malam hari sebelum fajar. Jika lupa berniat, maka puasa tersebut tidak sah dan wajib diganti di hari lain.
Apakah boleh mengganti niat setelah subuh?
Untuk puasa sunnah, seseorang boleh berniat setelah terbit fajar selama belum melakukan hal yang membatalkan puasa. Namun, untuk puasa wajib, niat harus ditegaskan sebelum fajar.