Blog Kisah - kisah Nabi dan Rosul

Cara Tidur Menurut Teladan Rasulullah

Ilustrasi Rasulullah memiliki cara tidur tersendiri yang tidak ada salahnya diikuti oleh umatnya. (Foto: China Daily)
Ilustrasi Rasulullah memiliki cara tidur tersendiri yang tidak ada salahnya diikuti oleh umatnya. (Foto: China Daily)

Rasulullah SAW, juga manusia biasa, maka beliau juga tidur layaknya tidur manusia pada umumnya. Tetapi Rasulullah memiliki cara tidur tersendiri yang tidak ada salahnya diikuti oleh seluruh orang terutama umat Islam sendiri yang telah rela menjadi pengikutnya.

Hal ini dikarenakan Rasulullah telah ditetapkan oleh Allah SWT sebagai suri tauladan yang baik. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al- Ahzab [33]: 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Artinya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”

Terhadap ayat diatas, Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya yang berjudul Tasir Al Qur’an Al ‘Azim mengatakan “Ayat yang mulia ini merupakan fondasi/dalil yang agung dalam meneladani Rasulullah SAW baik dalam perkataan, perbuatan, dan keadaan Rasulullah SAW.”

Mengenai tata cara tidur ala Rasulullah, Imam Tirmidzi membuat bab tersendiri dalam kitabnya yang berjudul Al Syama`il Al Muhammadiyyah tentang tata cara tidurnya Rasulllah. Adapun tata cara tidur yang beliau cantumkan itu adalah:

  • Rasulullah meletakkan tangannya yang kanan di bawah pipinya yang kanan. Hal ini berdasarkan Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi yang diriwayatkan dari Barra’ bin ‘Āzib:

    عَنْ البَرَّاءِ بْنِ عَازِبِ ، أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ وَضَعَ كَفَهُ اليُمْنَى تَحْتَ خَدِّهِ الأَيْمَنِ ، وَقَالَ : رَبِّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تُبْعَثُ عِبَادُكَ

    Artinya: “Dari Barra’ bin ‘Azib Bahwasannya Rasulullah SAW apabila beliau tidur, beliau meletakkan telapak tangannya yang kanan di bawah pipinya yang kanan, seraya berdo’a : Rabbi Qinī ‘Adzābaka yauma Tub’atsu ‘Ibāduka (Wahai Allah, Jauhkanlah aku dari Azab Engkau pada hari dibangkitkannya Hamba-hamba Engkau)” (H.R Tirmidzi)

  • Membaca doa khusus ketika akan tidur dan ketika bangun dari tidur. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi yang diriwayatkan dari Hudzaifah:

    عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ : كَانَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم إِذَا أَوِى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ اللّهُمَّ بِاسْمِكَ أَمُوْتُ وَأَحْيَا وَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ الُّنشُوْرُ

    Artinya: “Dari Hudzaifah, ia berkata: adalah Rasulullah SAW apabila menuju tempat tidurnya (hendak tidur) beliau berdo’a: Allahumma Bismika Amūt Wa Aḥyā (Ya Allah dengan nama Engakau aku mati dan dengan nama Engkau aku hidup). Dan apaila bangun dari tidur beliau mengcapkan : Alḥamdulillāhilladzī Aḥyānā ba’da mā Amātanā Wa Ilahi Al Nusyūr (segala puji bagi Allah yang telah mengidupkanku setelah matiku dan kepadanya tempat kembali)”(H.R Tirmidzi)

  • Menengadahkan tangannya dan meniupnya. Setelah itu beliau membaca surah Al Ikhlas, Al Falaq, dan Al Nas sebelum tidur. Kemudian beliau mengusapkan tangan beliau keseluruh tubuh yang bisa terjangkau oleh tangan beliau. Sebagaimana Hadist yang diriwayatkan Imam Tirmidzi dari Sayyidah ‘Aisyah:

    عَنْ عَائِشَةَ ، قَالَتْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ فَنَفَثَ فِيْهِمَا ، وَقَرَأَ فِيْهِمَا قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الفَلَقِ وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ ثُمَّ مَسَحَ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ ، يَبْدَأُ بِهِمَا رَأْسَهُ وَوَجْهَهُ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَصْنَعُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ

    Artinya: “Dari ‘Aisyah RA berkata: apabila Rasulullah hendak tidur pada tiap malam, beliau menengadahkan tangannya dan meniup keduanya. Kemudian membaca surah Al Ikhlas, Al Nas, dan Al Falaq. Kemudian mengusapkan tangan tersebut ke seluruh badannya yang bisa terjangkau oleh tangannya. Beliau memulai dengan mengusap kepala, wajah sampai ke bagian terakhir dari badannya. Hal itu beliau lakukan sebanyak tiga kali.” (H.R Tirmidzi)

  • Apabila Rasulullah tidur dalam keadaan Musafir, maka beliau berbaring sebelah kanan. Apabila tidur dalam kedaan Musafir sebelum subuh, maka beliau menegakkan lengannya, kemudian beliau meletakkan kepalanya diatas lenggannya itu. Sebagaiman Hadist yang diriwayatan Imam Tirmidzi dari Abi Qatadah:

    عَنْ أَبِي قَتَادَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا عَرِسَ بِلَيْلٍ اضْطَجَعَ عَلَى شَقِّهِ الأَيْمَنِ ، وَإِذَا عَرِسَ قُبَيْلَ الصُّبْحِ نَصَبَ ذِرَاعَهُ ، وَوَضَعَ رَأْسَهُ عَلَى كَفِّهِ

    Artinya: “Dari Abi Qatadah, Bahwasannya Nabi SAW apabila tidur dalam perjalannya, maka beliau tidur menghadap arah kanan. Apabila tidur dalam perjalanan sebelum subuh, maka beliau tidur dengan cara menegakkan lengannya dan meletakkan kepalanya diatas lengannya tersebut” (H.R Tirmidzi)

  • Tidur Hanya Beralas Tikar. Abdullah ibn Mas’ud ra berkata, “Rasulullah SAW bisa tidur di atas tikar, dan ketika beliau bangun, tampak bekas guratan tikar pada bahunya. Maka kami berkata, ‘Wahai Rasulullah, kami ingin membuatkan kasur untukmu.’ Kata beliau, ‘Apalah artinya dunia ini bagiku? Aku di dunia ini hanyalah laksana seorang pengembara yang berteduh di bawah pohon, dia beristirahat dan kemudian meninggalkannya.” (HR. At-Tirmidzi)

Itulah beberapa cara tidur ala Rasulullah SAW yang disaksikan oleh para sahabat sendiri. Sekalipun tidak ada perintah dari beliau untuk mengikuti cara beliau tidur. Sebagai umatnya, tidak ada salahnya bagi kita untuk meneladani cara tidur beliau sebagai salah satu bentuk kerinduan dan kecintaan kita terhadap Rasulullah SAW. Allahuma Shalli ‘Ala Sayyidina Muhammad”

(JAT)

Tags