Doa Minta Hujan Sesuai Sunnah yang Dibaca Rasulullah SAW
Hujan merupakan salah satu rahmat Allah subhanahu wa ta'ala yang sering ditunggu-tunggu kedatangannya, terutama ketika kemarau panjang. Sebagai muslim, selain menunggu kita juga patut berusaha dengan berdoa kepada Sang Pencipta seperti yang dilakukan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Lantas, apa doa minta hujan sesuai sunnah? Dan bagaimana caranya? Temukan jawabannya berikut ini.
Key takeaway:
Doa minta hujan (istisqa') adalah bentuk ketundukan dan pengakuan bahwa hanya Allah subhanahu wa ta'ala yang mampu menurunkan rahmat dari langit.
Melalui doa minta hujan yang sesuai sunnah, kita belajar bahwa setiap kesulitan dapat dihadapi dengan tawakal, doa, dan harapan kepada Allah semata.
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam mencontohkan tata cara dan adab istisqa’ yang penuh kerendahan hati, dimulai dengan istighfar dan berdoa dengan keyakinan yang kuat.
Kenapa Umat Islam Dianjurkan Membaca Doa Minta Hujan?
Ketika menghadapi kekeringan, umat Islam dianjurkan untuk mengucapkan doa agar turun hujan. Doa ini sebagai bentuk ketergantungan hamba kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan menunjukkan bahwa manusia tidak memiliki kuasa atas alam dan cuaca.
Selain itu, doa minta hujan atau istisqa’ juga mengingatkan dan melatih diri untuk sabar dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan. Melakukan doa ini juga sebagai bukti keimanan dan keyakinan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala adalah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, serta bentuk tawakal setelah berusaha.
Doa Minta Hujan Sesuai Sunnah: Arab, Latin, dan Artinya
Ada beberapa versi doa pemanggil hujan berdasarkan hadis, berikut uraiannya.
Doa Pertama
Ini adalah doa yang paling umum. Adapun berdasarkan hadis riwayat Muslim, doa minta hujan ini yaitu:
اللَّهُمَّ أَغِثْنَا ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا
Allahumma aghitsnaa, Allahumma aghitsnaa, Allahumma aghitsnaa
Artinya: “Yaa Allah, turunkanlah hujan kepada kami (3x).”
Doa Kedua
Selanjutnya, ada doa memanggil hujan yang diriwayatkan oleh Imam Malik bin Anas, yang mana lebih lengkap dan rinci. Bunyi doanya yaitu:
اللهمَّ اسْقِ عِبَادَكَ وَبَهَائِمَكَ وَانْشُرْ رَحْمَتَكَ وَأَحْيِ بَلَدَكَ الْمَيِّتَ
Allāhumma-sqi 'ibādaka wa bahā'imaka wan-syur rahmataka wa aḥyi baladakal-mayyit
Artinya: Ya Allah, turunkanlah hujan kepada hamba-hamba-Mu dan binatang-binatang (ciptaan)-Mu, sebarkanlah rahmat-Mu, dan hidupkanlah negeri-Mu yang sebelumnya mati.
Doa Ketiga
Selain doa diatas, Anda juga bisa mengucapkan doa minta hujan yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud berikut.
اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيئًا مُرِيعًا، نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ عَاجِلًا غَيْرَ آجِلٍ
Allahummasqinaa ghai-tsam mughiitsam marii-am murii’an naafi’an ghaira dharrin ‘aajilan ghaira aajil
Artinya: “Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami, hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda.”
Kapan Waktu yang Tepat Membaca Doa Minta Hujan?
Waktu yang paling tepat untuk berdoa meminta hujan yaitu saat musim kemarau panjang. Untuk hari dan jamnya, para ulama sepakat boleh dilakukan kapanpun.
Namun, jika Anda melakukannya beriringan dengan salat istisqa’, doa biasanya dilakukan setelah salat, tepatnya setiap akhir khutbah pertama dan khutbah kedua.
Adab dan Niat dalam Memohon Turunnya Hujan
Adab dan niat doa minta hujan hampir sama dengan doa pada umumnya, yaitu dengan mengangkat tangan dan niat ikhlas semata-mata hanya karena Allah subhanahu wa ta'ala. Bedanya mungkin ada tambahan aturan agar doa ini cepat diterima, yaitu:
Meminta ampun atas segala dosa terlebih dahulu dengan cara memperbanyak istighfar sebelum mengucap doanya.
Jika dilakukan setelah khutbah salat istisqa', khatib disunnahkan membalikkan badan dan membelakangi jama’ah untuk menghadap kiblat, menukar posisi selendang sorban di pundaknya, seraya mengangkat kedua tangannya, lalu berdoa dengan niat tulus memohon rahmat Allah subhanahu wa ta'ala.
Menampakkan sikap khusyu, tawadhu’, dan merasa sangat butuh Allah subhanahu wa ta'ala untuk menurunkan hujan.
Doa untuk Menghentikan Hujan Berlebihan dan Banjir
Hujan merupakan rahmat dari Allah subhanahu wa ta'ala yang harus disyukuri. Namun, jika hujan turun berlebihan dikhawatirkan bisa membahayakan manusia. Mintalah perlindungan kepada Allah dari potensi bencana akibat hujan deras berkepanjangan melalui doa menghentikan hujan sesuai yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari.
Artinya: “Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR. Bukhari no. 1014 dan Muslim no. 897).
Hujan sebagai Rahmat: Meminta dengan Rendah Hati
Hujan adalah salah satu rahmat dan tanda kasih sayang Allah subhanahu wa ta'ala. Oleh sebab itu, ketika memohon hujan, seorang muslim seharusnya melakukannya dengan ikhlas dan penuh kerendahan hati.
Selain itu, dianjurkan untuk melakukan salat istisqa' dan memperbanyak istighfar sebelum berdoa, untuk meningkatkan peluang terkabulnya doa. Pastikan juga, selama salat dan berdoa, Anda benar-benar khusuk, agar diijabah Allah subhanahu wa ta'ala.
FAQ:
1. Salat sunnah untuk meminta hujan adalah?
Salat untuk meminta hujan adalah salat istisqa’, yang mana dilaksanakan saat kekeringan panjang dengan tujuan untuk memohon kepada Allah subhanahu wa ta'ala agar menurunkan hujan.
2. Berapa rakaat salat minta hujan?
Salat istisqa’ dikerjakan sebanyak 2 rakaat, yang mana pada rakaat pertama ada 7 takbir setelah takbiratul ihram, dan pada rakaat kedua, ada 5 takbir setelah takbir perpindahan dari rukuk.
3. Waktu salat istisqa’ jam berapa?
Salat istisqa biasanya dilakukan pada siang hari, dimulai sejak matahari terbit seperti waktu salat Id, dan bisa dilakukan hingga sore hari. Walau begitu, ada juga ulama yang membolehkan pelaksanaan salat istisqa di malam hari. Namun, tidak dianjurkan dilakukan pada waktu-waktu yang dilarang untuk salat, seperti saat matahari tepat di atas kepala atau menjelang terbenamnya matahari.
4. Apa yang dilakukan Rasulullah ketika hujan?
Berdasarkan hadis riwayat Muslim, ketika hujan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah membuka pakaiannya hingga terkena air hujan seraya berkata, “Karena ia baru saja diciptakan oleh Rabb-nya.” Hal ini dilakukan sebagai wujud tanda syukur atas rahmat Allah subhanahu wa ta'ala.