Blog Islam Sehari-hari Alquran dan Hadist

Mengenal Makna dan Tauladan Asmaul Husna Al Alim

Ilustrasi nama Allah yang memiliki akan makna yang kaya. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi nama Allah yang memiliki akan makna yang kaya. (Foto: Istimewa)

Al Alim merupakan salah satu dari 99 Asmaul Husna atau nama-nama baik yang hanya dimiliki oleh Allah SWT. Makna Al Alim sendiri adalah Yang Maha Mengetahui.

Sifat Allah SWT yang satu ini menunjukkan bahwa ilmu Allah SWT itu luas dan tak terbatas. Mencakup semua yang terlihat dan tidak terlihat, yang tampak dan tersembunyi, yang sekarang dan akan datang, yang dekat dan jauh. Pengetahuannya mendahului, bahkan sebelum itu terjadi. Dia adalah yang mengetahui semua detail dan tidak ada yang luput dari perhatian-Nya.

Allah Azza wa Jalla mengetahui segala sesuatu yang terjadi di seluruh alam semesta ini, baik yang bisa dilihat dengan kasat mata maupun yang tersembunyi atau rahasia. Tidak ada satu pun perbuatan dan hati maupun pikiran manusia yang tidak diketahui oleh Sang Khaliq.

Maka itu, dengan mengenal Al Alim sebagai salah satu sifat Allah SWT, setiap umat manusia hendaklah melakukan kebaikan, bukan hanya saat di depan umum, tapi juga di tempat tersembunyi yang tak diketahui oleh orang lain. Bahkan, ketika masih ada dalam pikiran dan hati manusia sekali pun. Karena sesungguhnya Allah SWT mengetahui.

Di dalam kitab suci Al Qur’an sendiri banyak ayat Allah SWT yang menjelaskan tentang sifat Allah SWT yang satu ini.

Seperti dijelaskan dalam surat at-Thamrin ayat 3, Allah SWT berfirman,

وَإِذْ أَسَرَّ ٱلنَّبِىُّ إِلَىٰ بَعْضِ أَزْوَٰجِهِۦ حَدِيثًا فَلَمَّا نَبَّأَتْ بِهِۦ وَأَظْهَرَهُ ٱللَّهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهُۥ وَأَعْرَضَ عَنۢ بَعْضٍ ۖ فَلَمَّا نَبَّأَهَا بِهِۦ قَالَتْ مَنْ أَنۢبَأَكَ هَٰذَا ۖ قَالَ نَبَّأَنِىَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْخَبِيرُ

Artinya:" Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang istrinya (Hafsah) tentang suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafsah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (pembicaraan Hafsah dan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafsah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah) lalu (Hafsah) bertanya: "Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?" Nabi menjawab: "Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Dijelaskan pula dalam Q.S al Hijr ayat 86, saat Allah menerangkan tentang penciptaan langit dan bumi beserta kebenaran akan datangnya hari Kiamat.

إِنَّ رَبَّكَ هُوَ ٱلْخَلَّٰقُ ٱلْعَلِيمُ

Artinya:" Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui."

Dalam Q.S Al Baqarah ayat 32 juga dijelaskan arti Al Alim ketika Dia mengajarkan nama-nama benda kepada Nabi Adam AS.

قَالُوا۟ سُبْحَٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْحَكِيمُ

Artinya: "Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

Arti Al Alim juga tercantum dalam Q.S An-Nur ayat 41 sebagai berikut,

أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُۥ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱلطَّيْرُ صَٰٓفَّٰتٍ ۖ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُۥ وَتَسْبِيحَهُۥ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌۢ بِمَا يَفْعَلُونَ

Artinya: "Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan."

Allah SWT juga berfirman dalam Q.S Al Mulk ayat 13-14:

وَأَسِرُّوا۟ قَوْلَكُمْ أَوِ ٱجْهَرُوا۟ بِهِۦٓ ۖ إِنَّهُۥ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ 13 أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلْخَبِيرُ

Artinya: "Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?" (Q.S Al Mulk: 13-14)

Rasulullah SAW juga menganjurkan kita untuk mengenal Asmaul Husna, salah satunya Al Alim. Sebab, dengan mengetahui dan memahami makna dari Al Alim, setiap manusia akan takut untuk berbuat buruk.

"Allah mempunyai 99 nama, seratus kurang satu, barangsiapa yang memahaminya akan masuk surga." (HR. Bukhari dan Muslim).

Bukti sifat Maha Mengetahui yang dimiliki Allah SWT bisa dinukil dari kisah Rasulullah SAW saat akan dibunuh oleh para kaum kafir Quraisy. Allah SWT telah mengetahui rencana pembunuhan yang disusun oleh orang-orang Quraisy. Lalu, Allah Yang Maha Berkehendak membuat tipu daya yang akhirnya menggagalkan tipu daya kaum kafir tersebut.

Balasan tipu daya yang dilakukan oleh Allah SWT disebutkan dalam Q.S Ali 'Imran ayat 54,

وَمَكَرُوا۟ وَمَكَرَ ٱللَّهُ ۖ وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلْمَٰكِرِينَ

Artinya:" Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya."

Hikmah dan tauladan yang bisa diambil dari kisah Nabi Muhammad SAW ini adalah Allah selalu tahu lebih dulu atas apa yang akan terjadi. Sehingga, barang siapa senantiasa melakukan kebajikan, pertolongan dari Allah SWT akan tiba dan bakal menghindarkan seseorang dari segala kejahatan dan niat buruk sesama manusia, maupun tipu daya setan.

Allah SWT mengetahui segala yang kita perbuat meski orang lain tak mengetahuinya. Maka itu, berkata jujur dan melakukannya dengan tulus merupakan wujud kepatuhan dan kepercayaan kita terhadap salah satu Asmaul Husna yaitu Al Alim.

Mengimani dan Mengamalkannya

Umat Islam dianjurkan untuk mempelajari dan berdoa kepada Allah Swt dengan menyebut nama-nama-Nya yang mengandung kebaikan atau Asmaul Husna. Setidaknya, terdapat 99 Asmaul Husna yang berisi sifat dan kuasa Allah yang tidak terbatas.

Setiap keimanan kepada Asmaul Husna ini menuntut konsekuensi tertentu yang harus ditaati setiap muslim. Hal ini disebutkan dalam surat Al-A'raf ayat 180 sebagai berikut:

“Dan Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna dan tinggalkanlah orang orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan,” (Q.S. Al-A’raf [7]: 180).

Dengan mengetahui Asmaul Husna, seorang muslim dituntut untuk berakhlak baik dengan meniru sifat-sifat tersebut. Sebab, penyempurnaan akhlak adalah salah satu tujuan utama diutusnya Islam di muka bumi ini, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak," (H.R. Baihaqi).

Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda: “Berakhlaklah kamu sekalian dengan akhlak Allah." Untuk dapat meneladani sifat Allah SWT yang mulia, maka seorang muslim harus mempelajari dengan tekun dan sungguh-sungguh Asmaul Husna ini.

(RZL)

Tags