Blog Islam Sehari-hari Alquran dan Hadist

Memahami Keutamaan dan Hadist Menuntut Ilmu

Seorang laki-laki dengan laptop untuk belajar dan menuntut ilmu (Source: Freepik - Bugphai)
Seorang laki-laki dengan laptop untuk belajar dan menuntut ilmu (Source: Freepik - Bugphai)

Bagi umat Islam, ilmu agama atau ilmu syar’i merupakan petunjuk dan cahaya dalam menjalani kehidupan. Ilmu yang lurus seperti sunah dan tuntunan Rasulullah shallallahu’alaihi wassalam merupakan kunci amal ibadah yang diterima sekaligus kemajuan umat Islam. 

Oleh sebab itulah, ilmu agama dan para penuntutnya memiliki derajat kemuliaan tersendiri dalam Islam. Ada begitu banyak dalil dari dalam Al Quran maupun hadist menuntut ilmu yang menjelaskan wajibnya dan betapa mulianya amal ibadah ini. 

Intisari:

  • Orang-orang yang menuntut ilmu dan beramal dengan ilmu membawa manfaat bagi dirinya sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. 

Makna Menuntut Ilmu dalam Islam

Islam memaknai ilmu dalam konteks yang lebih dalam daripada sekadar ilmu pengetahuan akademik. 

Dalam Kitab Al-Ushulu As-Sittah karangan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi rahimahullah menjelaskan bahwa hakikat ilmu dalam Islam adalah ilmu syar’i atau ilmu agama yang bersumber pada apa yang Allah subhanahu wa ta'ala katakan dan apa yang dikatakan oleh Rasul-Nya shallallahu’alaihi wassalam

Ibnul Qayyim rahimahullah menjabarkan bahwa seorang muslim dan muslimah wajib pelajari terdiri dari 4 cabang berikut. 

  • Rukun Iman.

  • Rukun Islam (termasuk seluk beluk wudu, salat, puasa, zakat, dan haji).

  • Lima larangan dasar bagi seorang muslim dan muslimah (di antaranya: zinah, riba, meminum khamr).

  • Ilmu tentang interaksi antar individu (contohnya hubungan antara tetangga dan seorang suami dengan istri) maupun dalam lingkungan sosial (seperti pedagang dengan pembeli, guru dengan murid atau penuntut ilmu). 

Seseorang yang menuntut ilmu agama di jalan yang lurus karena mengharap ridho Allah sesungguhnya sedang melakukan sebuah ibadah. Berikut ini adalah sebuah hadist tentang kewajiban menuntut ilmu yang menjadi dasar mengapa menuntut ilmu termasuk sebuah ibadah. 

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224).

Ilmu syar’i juga merupakan jalan kemuliaan bagi seorang muslim dan muslimah karena Allah ‘azza wa jalla berjanji meninggikan derajat para penuntut ilmu syar’i dalam firman-Nya, surat Al Mujadilah:11.

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Dalil dari Quran dan Hadist tentang Menuntut Ilmu dan Keutamaannya

Di samping perintah dan keutamaan menutut ilmu yang dapat dipelajari dalam Al Quran, para ulama juga menerangkan sejumlah hadits Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam terkait perkara tersebut.

1. Kewajiban dan Kemuliaan yang Besar 

Surat Al Mujadilah:11 dan hadist utama tentang menuntut ilmu dan artinya menekankan bahwa menuntut ilmu syar’i merupakan sebuah amalan dengan tingkat kemuliaan yang besar di sisi Allah subhanahu wa ta’ala

Dalil lain dalam Al Qur’an (surat Muhammad: 19) menjadi penegas kedudukan ilmu sebelum amal yang akan membantu seorang hamba memperbaiki niatnya dalam beribadah pada Allah subhanahu wa ta’ala.

2. Sebab Kebaikan dan Kemudahan Menuju Surga

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).

Dan mengutip dari Muslimah.or.id, dari Mu’awiyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ

Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim No. 1037).

Kedua hadits ini berkesinambungan dalam menerangkan bahwa ilmu merupakan petunjuk (hidayah) dari Allah subhanahu wa ta’ala yang dibutuhkan hamba-Nya untuk memahami dan mengamalkan perintah dan kabar dari Rabb ‘azza wa jalla

Ilmu pulalah yang akan menuntun mereka pada kebaikan-kebaikan, termasuk memudahkan jalan mereka meniti sirath dan mencapai surga.

3. Ulama adalah Pewaris Para Nabi

Hadits berikut menunjukkan bahwa para ulama (penuntut ilmu) yang memiliki pemahaman mendalam tentang tauhid, pokok-pokok agama Islam serta syari’at-syari’at Allah subhanahu wa ta’ala merupakan pewaris para nabi. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, 

اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا، وَلَكِنْ وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

“Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah; dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 6297).

4. Menuntut Ilmu Termasuk Jihad di Jalan Allah

Anas bin Malik radhiallahu’anhu meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu’alaihi wassalam:

مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ

Siapa yang keluar menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah sampai ia kembali.” (HR. Tirmidzi, no. 2647. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if. Syaikh Al-Albani mengatakan pula bahwa hadits ini dha’if). 

5. Amalan yang Tidak Terputus

Imam Muslim rahimahullah membawakan sebuah hadits yang menunjukkan ilmu sebagai bekal kebaikan yang kekal untuk seorang muslim dan muslimah. 

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

 “Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang berdoa untuknya” (HR. Muslim). 

Adab-Adab dalam Menuntut Ilmu

Memiliki adab yang tepat menjadi awal penting dalam menuntut ilmu. Kitab karya Abu Juwairiyah berjudul Thiibul Kalim al-Muntaqa Min Kitaab al-‘Ilm Li Ibni Utsaimin menerangkan banyaknya adab tersebut. Sebagian kecilnya disebutkan di bawah ini, mengutip dari laman Muslim.or.id

  1. Memurnikan niat dalam menuntut ilmu semata-mata mengharapkan rido Allah subhanahu wa ta'ala.

  2. Bertekad menuntut ilmu untuk mengangkat kebodohan dari diri sendiri dan juga orang lain. 

  3. Berlapang dada terhadap khilaf, bersikap hikmah, dan memiliki kesabaran. 

  4. Menghomati guru dan sesama penuntut ilmu.

  5. Melakukan amal ibadah setelah memiliki ilmu.

Hikmah Hadist Menuntut Ilmu

Dalil-dalil di atas menegaskan bahwa ilmu agama merupakan amalan penting yang mendatangkan akhlak soleh, amalan yang lurus, serta kebaikan yang kontinyu. Kebaikan ilmu pun menjadi bekal akhirat yang kekal serta umat manusia butuhkan untuk kehidupan akhiratnya kelak.  

Manfaatkanlah waktu dan kesehatan untuk menuntut ilmu agama agar keberkahan datang pada seluruh urusan dunia dan akhirat.  

FAQs

1. Apa hadits utama tentang menuntut ilmu?

Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan menerangkan hukum menuntut ilmu syari bagi seorang muslim. 

2. Apa keutamaan menuntut ilmu?

Terangkatnya derajat seorang muslim dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

3. Hadits tholabul ilmi faridhotun ala kulli muslimin riwayat siapa?

Ibnu Majah dan dishahihkan shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224.

4. Apa arti tholabul ilmi?

Artinya adalah mencari ilmu.

Tags