Blog Kisah - kisah Sahabat Nabi

Kisah dan Ketauladanan Umar bin Khattab

Ilustrasi kisah dan tauladan Umar bin Khattab. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi kisah dan tauladan Umar bin Khattab. (Foto: Istimewa)

Khalifah Umar bin Khattab dikenal teguh mempertahankan akidahnya. Setidaknya saat dirinya ditunjuk menjadi pemimpin umat Islam menggantikan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang wafat.

Dalam kehidupannya, Umar bin Khattab radhiyallahu anhu, dikenal kukuh mempertahankan aqidahnya. Hal ini menginspirasi banyak umat Islam. Sejarahnya jadi rujukan. Sikap dan bertindakan Sayidina Umar yang mencerminkan keteguhan mempertahankan aqidah.

Sikap teguh itu ditunjukkan ketika Sayidina Umar membabat habis pohon Bai'atur Ridwan. Karena pohon itu kerap dijadikan tempat mencari berkah oleh kaum Muslim Ketika itu.

Dalam sejarah, pohon Bai’atur Ridwan ini sebagai tempat sahabat nabi berjanji setia kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Umar bin Khattab dan Hajar Aswad

Dalam sejarah, Umar bin Khattab RA juga pernah mencium Hajar Aswad. Diceritakan dalam kitab Asraf al-Haj karya Imam Ghazali, saat itu Umar kemudian berkata:

وَاللَّهِ، إنِّي لأُقَبِّلُكَ، وإنِّي أَعْلَمُ أنَّكَ حَجَرٌ، وَأنَّكَ لا تَضُرُّ وَلَا تَنْفَعُ، وَلَوْلَا أَنِّي رَأَيْتُ رَسولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ قَبَّلَكَ ما قَبَّلْتُكَ

“Sungguh aku tahu bahwa engkau hanyalah batu, tidak mendatangkan bahaya dan tidak pula memberi manfaat. Kalau bukan karena aku melihat Rasulullah SAW menciummu, aku tidak akan menciummu.”

Kemudian, Umar menangis hingga terdengar keras suara isak tangisnya. Dia menoleh ke belakang dan melihat Sayidina Ali bin Abi Thalib berada di dekatnya. Dia berkata, “Wahai Abu al-Hasan (Ali), di sinilah tempat menumpahkan air mata dan tempat dia cepat dikabulkan.”

Ali lalu menyahut, “Wahai Amirul Mukminin, Hajar Aswad bisa mendatangkan bahaya dan dapat memberi manfaat.” Lalu Umar bertanya, “Bagaimana itu?”

Ali menjawab, “Sesungguhnya Allah ketika mengambil janji atas anak cucu Adam, Dia menulis satu suratan atas mereka kemudian meletakkannya di dalam Hajar Aswad. Hajar Aswad itu akan bersaksi bagi orang mukmin karena memenuhi janji dan bersaksi juga terhadap orang kafir karena pengingkaran dan pembangkangannya.”

Dikatakanlah, inilah maksud dari doa orang-orang ketika mengusap Hajar Aswad yaitu sebagai berikut:

اللَّهُمَّ إِيمَاناً بِكَ ، وَتَصْدِيقًا بِكِتَابِكَ ، وَوَفَاءً بِعَهْدِكَ

Artinya, “Ya Allah, aku beriman kepada-Mu, membenarkan suratan-Mu dan menyempurnakan janji-Mu.”

Setan Takut kepada Umar

Setan memiliki beragam cara dan bentuk untuk memperdaya manusia. Bisikan setan tak mengenal waktu dan tempat, serta godaannya datang dari berbagi arah. Namun, ada sosok yang paling ditakuti oleh setan. Sosok itu salah satu sahabat Rasulullah, yaitu Umar bin Khattab.

Umar merupakan salah satu dari empat khalifah Islam yang memiliki karakter tegas dan bijaksana. Ia ditakuti kaum Quraisy pada saat itu. Ia juga dijuluki Al-Faruq.

Sebelum memeluk Islam, kerasnya Umar ditujukan kepada penyebaran Islam dan kaum Muslimin. Namun, setelah memeluk Islam pada usia sekitar 27 tahun, kerasnya Umar berbalik kepada kaum Kuffar. Beliau membela Rasulullah dan umat Islam secara gagah berani.

Mengenai setan yang takut kepada Umar, disampaikan langsung Rasulullah dari Aisyah, Rasul bersabda:

إن الشيطان يفرق من عمر بن الخطاب

Artinya: “Sesungguhnya setan lari ketakutan jika bertemu Umar.” (HR. Ibnu ‘Asakir)

Dalam suatu hadist disebutkan bahwa setan sangat takut terhadap Khalifah Umar bin Khattab. Sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya setan benar-benar takut padamu wahai Umar. Tatkala aku duduk budak wanita itu memukul rebana, lalu masuk Abu Bakar, ‘Ali dan Utsman, dia masih memukul rebana, tatkala dirimu yang datang budak wanita itu melemparkan rebananya.” (HR. Tirmidzi)

Bahkan, setan pun takut untuk berpapasan dengan Umar bin Khattab. Dalam hadist lain Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sungguh aku melihat setan dari kalangan manusia dan jin lari dari ‘Umar.” (HR. Tirmidzi)

Tags